Kota Semarang sebagai ibu kota propinsi Jawa Tengah merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi daerah-daerah di sekitarnya (daerah hinterland). Hal ini dapatditunjukkan dengan ketersediannya fasilitas – fasilitas yang sangat memadai seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, perusahaan industri, pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang membuat Semarang menjadi “Central Business District”.
Ditunjang dengan daerah – daerah di sekitar Kota Semarang yang mempunyai banyak potensi baik sebagai daerah range ataupun threshold sebagai luas pasar minimal yang dapat dikuasai produsen dari total pasar. Kabupaten Ungaran misalnya yang merupakan daerah Dati II Semarang terletak di sebelah selatan Kota Semarang memiliki potensi pariwisata alam pegunungan Ungaran yang ramai dikunjungi masyarakat yang ingin melepas penat, sangat cocok untuk industri perhotelan, restoran, cinderamata, resort, dan lain – lain. Begitu juga Kabupaten Kendal dan Demak yang merupakan daerah konsentrasi industri manufaktur besar dan sedang di Jawa Tengah. Berbagai macam industri besar baik elektronik, kimia, bahan makanan dan minuman, tekstil dan lain – lain terkonsentrasi di daerah ini karena berorientasi pada pasar dan tenaga kerja.
Struktur pasar menurut Mudrajad Kuncoro berpengaruh terhadap konsentrasi industri manufaktur pada suatu wilayah. Hal ini berkaitan dengan struktur pasar persaingan monopolistic yang terbentuk pada lingkup wilayah tertentu seperti di Kota Semarang. Keberadaan industri tertentu yang terpusat pada satu wilayah kecamatan menyebabkan persaingan monopolistic yang tinggi, sehingga hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam penentuan lokasi industri baru yang akan masuk ke dalam Kota Semarang.
Dalam pasar persaingan monopolistic terdapat beberapa penjual output dalam industri dan setiap output dari masing-masing penjual dapat dibedakan satu sama lain. Permintaan yang dihadapi oleh produsen dalam pasar persaingan monopolistic adalah berarah (slope) negative, yang berarti bahwa akan memudahkan bagi produsen untuk mengawasi perubahan harga barang yang dijual, atau dengan perkataan lain jika produsen menginginkan volume penjualan meningkat maka harga jual akan diturunkan dan sebaliknya. Biasanya kurva yang dihadapi produsen akan sangat elastis pada daerah atau range yang relevan karena banyaknya barang yang tersedia (Iswardono SP, 2004).
Dalam pasar persaingan monopolistic pembentukan permintaan karena adanya perbedaan output (product differentiation) akan menyebabkan perbedaan dalam penjualan oleh produsen yang satu dengan yang lain. Kesulitan yang lain adalah tidak ada harga tunggal (single price) untuk barang yang berbeda dalam industri. Pada gambar di bawah ini di sajikan keuntungan maksimum yang dicapai oleh pasar persaingan monopolistic. Kurva permintaan yang dihadapi oleh pasar persaingan monopolistic adalah d. Keuntungan maksimum dicapai pada harga P dan output x dimana MC = MR dan besarnya keuntungan maksimum adalah cp dikalikan x. Keseimbangan jangka pendek bukan berarti produsen menetapkan harga yang sama (identical price). Kesamaan harga tidak diharapkan karena setiap produsen dalam industri tidak memproduksi output yang homogen. Masing – masing produsen mengharapkan keuntungan maksimum bagi dirinya, dengan menyamakan MC dan MR masing-masing.
Dalam penelitiannya Mudrajad Kuncoro (2002) menggunakan indeks persaingan (CI) sebagai ukuran kekuatan wira usaha dan derajat persaingan untuk industri i dalam kabupaten/kota r yang dihitung dengan formula sebagai berikut :
dimana firm menunjukkan jumlah perusahaan, output menunjukkan total produksi, iINDO adalah seluruh industri i pada seluruh kabupaten/kota di Indonesia, t menunjukkan indeks pada suatu daerah relative terhadap rata-rata jumlah perusahaan dibagi dengan seluruh daerha kabupaten/kota di Indonesia.
Kota Semarang berdasarkan jumlah persebaran industri per kecamatan cenderung tidak merata, beberapa industri tertentu mengelompok dalam satu wilayah di satu kecamatan. Berikut disajikan dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Industri Manufaktur Di Jawa Tengah Menurut Kecamatan
Kode | Sektor | Kecamatan | |||
Mijen | Gunungpati | Banyumanik | Gajahmungkur | ||
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 0 | 44 | 532 | 23 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 344 | 0 | 256 | 0 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 0 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 155 | 0 | 2258 | 0 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 0 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 562 | 0 | 0 | 0 |
Kode | Sektor | Semarang Selatan | Candisari | Tembalang | Genuk |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 398 | 0 | 0 | 3515 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 447 | 0 | 4633 | |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0 | 0 | 430 | |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 109 | 46 | 42 | 1625 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 385 | 0 | 0 | 3256 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0 | 0 | 0 | 25 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0 | 0 | 0 | 38 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 0 | 0 | 0 | 1659 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 0 | 0 | 0 | 2460 |
Kode | Sektor | Pedurungan | Gayamsari | Semarang Timur | Semarang Utara |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 331 | 102 | 165 | 926 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 6269 | 466 | 157 | 5674 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 261 | 422 | 0 | 138 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 155 | 69 | 76 | 107 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 1338 | 434 | 1829 | 514 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 52 | 0 | 0 | 0 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0 | 0 | 0 | |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 250 | 32 | 71 | 2078 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 243 | 0 | 0 | 1343 |
Kode | Sektor | Semarang Tengah | Semarang Barat | Tugu | Ngaliyan |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 1126 | 635 | 550 | 2687 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 391 | 4995 | 92 | 1097 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0 | 610 | 69 | 814 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 186 | 810 | 0 | 140 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 621 | 5579 | 527 | 2323 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0 | 0 | 944 | 2728 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0 | 357 | 611 | 712 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 26 | 52 | 1151 | 98 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 111 | 184 | 2311 | 361 |
Sumber : Data BPS, 2004 |
Dari tabel 1.1 diperlihatkan jumlah tenaga kerja untuk masing – masing sub sector industri per kecamatan di Kota Semarang. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang berbeda-beda dan selisih jumlah tenaga kerja antar kecamatan yang tajam, jelas terlihat bahwa indsutri manufaktur tertentu terkonsentrasi di beberapa kecamatan. Misalnya sub sector industri bahan makanan dan minuman yang jumlah tenaga kerjanya mencapai 3515 orang, jumlah ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja pada sub sector yang sama pada Kecamatan Gajahmungkur. Begitu juga dengan sub sector industri tekstil, pakaian jadi, dan kult, dimana jumlah tenaga kerja yang besar terdapat di beberapa kecamatan antara lain di Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Genuk dan Ngalian, hal ini merupakan salah satu yang menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat kepadatan industri manufaktur.
Kepadatan industri manufaktur yang dimiliki oleh suatu wilayah, akan berpengaruh juga terhadap penentuan lokasi bagi perusahaan baru yang akan masuk ke Kota Semarang. Selain jumlah tenaga kerja yang menunjukkan kepadatan industri dalam suatu wilayah, jumlal output dan perusahaan – perusahaan lain juga merupakan faktor yang berpenngaruh terhadap industri baru yang akan masuk ke Kota Semarang. Berikut disajikan hasil perhitungan indeks persaingan di masing-masing wilayah di Kota semarang menurut kecamatan.
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Indeks Pesaingan Industri Manufaktur di Kota Semarang
Kode | Sektor | Kecamatan | |||
Mijen | Gunungpati | Banyumanik | Gajahmungkur | ||
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 0.00 | 103.08 | 8.84 | 56.40 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 2.93 | 0.00 | 6.13 | 0.00 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 54.34 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 1.14 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Kode | Sektor | Semarang Selatan | Candisari | Tembalang | Genuk |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 33.80 | 0.00 | 0.00 | 20.29 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 0.00 | 8.30 | 0.00 | 1.31 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 2.87 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 0.00 | 6.73 | 2.74 | 1.28 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 2.57 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 20.69 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 108.51 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.63 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 1.24 |
Kode | Sektor | Pedurungan | Gayamsari | Semarang Timur | Semarang Utara |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 8.94 | 42.46 | 5.92 | 4.32 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 0.25 | 14.65 | 3.89 | 1.04 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 33.53 | 0.73 | 0.00 | 3.83 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 1.73 | 14.54 | 19.80 | 3.25 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 3.93 | 1.51 | 0.00 | 6.23 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 59.97 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 2.02 | 7.24 | 48.14 | 1.65 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 0.94 | 0.00 | 0.00 | 0.50 |
Kode | Sektor | Semarang Tengah | Semarang Barat | Tugu | Ngaliyan |
ISIC 3.1 | Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau | 3.11 | 10.32 | 1.65 | 0.19 |
ISIC 3.2 | Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit | 31.56 | 0.60 | 1.54 | 1.48 |
ISIC 3.3 | Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya | 0.00 | 0.25 | 3.30 | 0.13 |
ISIC 3.4 | Subsektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan | 1.35 | 0.79 | 0.00 | 2.93 |
ISIC 3.5 | Subsektor Industri Kimia, Minyak bumi, Karet dan Plastik | 2.50 | 0.60 | 6.12 | 0.37 |
ISIC 3.6 | Subsektor Industri Barang Galian Non Logam, Kecuali Minyak Bumi dan Batubara | 0.00 | 0.00 | 0.51 | 0.76 |
ISIC 3.7 | Subsektor Industri Logam Dasar | 0.00 | 1.19 | 1.31 | 0.53 |
ISIC 3.8 | Subsektor Industri Barang dari Logam, Mesin, dan Peralatan | 26.80 | 79.43 | 0.82 | 4.34 |
ISIC 3.9 | Subsektor Industri Pengolahan Lainnya | 3.92 | 2.16 | 0.72 | 1.06 |
Sumber : Data BPS, 2004 diolah
Tinggalkan Balasan